ILMU NAHWU, MODAL DASAR MEMPELAJARI TATA BAHASA ARAB
http://ilmu-nahwu.blogspot.co.id/ Image by Google |
ILMU NAHWU, MODAL DASAR MEMPELAJARI TATA BAHASA ARAB
Tata
bahasa Arab (نحو عربي,
naḥw ʻarabiyy
atau قواعد اللغة العربية qawāʻidu
al-lughati al-ʻarabiyyah)
atau dikenal juga dengan istilah nahwu adalah tata
bahasa Arab Klasik dan Piawai Modern.
Bahasa Arab merupakan bahasa
Semitik dan tata bahasanya banyak kesamaan dengan tata bahasa bahasa
Semitik lain. Pada dasarnya, penyusunan mendalam bahasa Arab sampai ke sisi
pembagian ilmunya, ialah kepastian, dan keharusan, untuk orang yang ingin betul
menguasai menulis, pidato, dan belajar sejarah sastera Arab
Tokoh Penggagas Tata
Bahasa Arab
Siapakah
tokoh yang pertama kali menyusun tata bahasa Arab masih diperdebatkan. Beberapa
sumber menyatakan bahwa Abu al-Aswad ad-Du'ali adalah yang
pertama kali memberikan tanda diakritik dan vokal pada penulisan bahasa
Arab pada pertengahan 600-an, meskipun tidak ada karyanya yang tersisa
saat ini.
Ada
pula yang menyatakan bahwa ahli tata bahasa yang pertama adalah Ibnu
Abi Ishaq (wafat 735-6 M/117 H). Namun
ahli hadits kontemporer Muhammad Mustafa al-A'zami mengutip Jalaluddin
as-Suyuthi, yang menyatakan pendapat Ibnu Abbas bahwa abjad dan
tata bahasa Arab dibuat oleh Nabi Isma'il.
Risalah
tentang tata bahasa Arab pertama bermula pada zaman kepemimpinan Umar
bin Khattab. Ibnu Abi Mulaikah meriwayatkan bahwa pada
masa itu, ada seorang badui belajar membaca Qur'an dengan seorang bimbingan
guru, tetapi guru itu berbuat salah.
Berita
ini sampai kepada Umar, yang menunjuk orang yang mapan bahasa Arabnya untuk
mengajari si badui, dan menyuruh Abu al-Aswad ad-Du'ali untuk mengarang satu
risalah kecil tentang nahwu. Buku
itu diceritakan terdiri atas 4 folio, didapati di perpustakaan Abu Ba'ra,
dikutip oleh Yahya bin Ya'mar, dan ditandatangani 'Allan an-Nahwi, dan Nadhr
bin Syumail, ahli nahwu lain.
Riwayat
lain sebagaimana penuturan As-Suyuthi dalam "Tarikh Khulafa'"
mengutip Abu Al-Qasim Az-Zujaji dalam kitab "Amali" menyebut bahwa
buku risalah itu mula-mula dibuat pada zaman Ali bin Abi Thalib di mana ia mendapati
sebagian penduduknya mengalami kesalahan dalam mengucapkan bahasa Arab.
Sehingga Abu al-Aswad ad-Du'ali dipanggil Ali untuk mengarang risalah
tatabahasa tersebut. Dalam waktu 3 hari, risalah itu dibuat. Terdiri atas isim (kata
benda), fi'il (kata kerja), dan hurf (huruf,
bukan termasuk keduanya, dan bisa berbentuk kata bantu, dan kata gabung). Di
situ, diterangkan pula tentang kaidah bahasa Arab.
Seiring
dengan semakin pesatnya penyebaran Islam, aturan tata bahasa Arab dikembangkan
lebih lanjut pada akhir abad ke-8 oleh para ahli bahasa dari Aliran Basrah dan
Aliran Kufah. Abu 'Amru bin al-'Ala umumnya dianggap
sebagai pendiri Aliran Basrah; sedangkan
dua tokoh terkenalnya adalah Al-Farahidi yang mengarang
kamus bahasa Arab pertama dan kitab kajian persajakan Arab (prosodi), serta muridnya Sibawaih yang
mengarang kitab pertama tentang teori tata bahasa Arab.
Abu
Ja'far ar-Ru'asi umumnya dianggap sebagai pendiri Aliran Kufah, meski
karya-karyanya tidak lagi dapat ditemukan, dan aliran tersebut dikembangkan
terutama oleh para penerusnya. Upaya-upaya Al-Farahidi dan Sibawaih mengukuhkan
reputasi Basrah dalam tata bahasa analitik, sedangkan Kufah dianggap sebagai
pelestari puisi dan budaya
Arab. Perbedaan
keduanya dalam beberapa kasus menyebabkan polarisasi, misalnya Muhammad bin Isa at-Tirmidzi yang
cenderung kepada Aliran Kufah karena penekanannya pada puisi sebagai sumber
rujukan utama
Klasifikasi
Ilmu Tata Bahasa Arab
Menurut
ahli bahasa Syekh Musthafa al-Ghulayaini, tata bahasa Arab klasik terbagi
menjadi 13 cabang ilmu, yaitu:
- ilmu sharaf (pembentukan
kata)
- ilmu i'rab (perubahan
akhir kalimat)
- ilmu
rasam (tulisan)
- ilmu
ma'ani
- ilmu
bayan
- ilmu
badi'
- ilmu
'arudh
- ilmu
qawafi
- ilmu
menyusun syair
- ilmu
insya' (karang-mengarang)
- ilmu
khithabah (retorika)
- ilmu
sejarah kesusasteraan
- ilmu
matan bahasa
Tata
bahasa dari beragam bentuk bahasa Arab
kontemporer digolongkan secara berbeda. Ahli tata bahasa Arab Said M. Badawi membagi
tata bahasa kontemporer menjadi lima golongan kefasihan (dua bentuk
"klasik", tiga bentuk "tak resmi/percakapan"); yang
berdasarkan pada kemampuan melek
aksara penutur, serta sejauh mana penyimpangan pengucapannya dari tata
bahasa Arab klasik. Penggolongan tersebut yaitu:
- Bahasa
Arab Lisan Tuna Aksara (عامية الأميين ‘āmmīyat
al-ummīyīn)
- Bahasa
Arab Lisan Semi-Terdidik (عامية المتنورين ‘āmmīyat
al-mutanawwirīn)
- Bahasa
Arab Lisan Terdidik (عامية المثقفين ‘āmmīyat
al-muthaqqafīn)
- Bahasa Arab
Piawai Modern (فصحى العصر fuṣḥá
al-‘aṣr)
- Bahasa Arab Klasik (فصحى
التراث fuṣḥá
at-turāth).
--------------
Sumber
:
https://id.wikipedia.org/wiki/Tata_bahasa_Arab
No comments:
Post a Comment